1950
Awal Penyebaran
1950
28 Oktober 1964
Pembentukan Lembaga
1965
Awal Kepemimpinan
Pada awal tahun 1965, kepemimpinan agama Buddha Mahayana Niciren Syosyu Indonesia mulai dipegang oleh Alm. Senosoenoto. Pada kurun waktu 1965-1972 ini, NSI melakukan langkah-langkah pengaturan dan penyusunan organisasi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia. Masa-masa selanjutnya diarahkan pada perjuangan untuk mematahkan citra agama Buddha di Indonesia sebagai agama yang eksklusif untuk orang-orang atau golongan tertentu (Etnis Tiong Hoa), karena pada dasarnya agama Buddha, khususnya agama Buddha Niciren Syosyu memegang prinsip “Icien Bodai Soyo” (Gohonzon adalah untuk seluruh umat manusia) atau universal, dengan tetap berpegangan pada kepribadian nasional.
1965
13 Agustus 1977
Majelis Agung Agama Buddha Indonesia
26-28 Oktober 1986
Pembentukan Fodasi NSI
26-28 Oktober 1986
27-30 Desember 1989
Rapat Pimpinan Nasional III NSI
Pada tahun 1989, dalam Rapat Pimpinan Nasional III NSI, tanggal 27-30 Desember 1989, Menteri Dalam Negeri RI dalam sambutan pengarahannya, menegaskan keberadaan NSI sebagai sebuah lembaga keagamaan, bukan sekedar ormas keagamaan. Dinyatakan beliau, bahwa dengan disandangnya status lembaga keagamaan ini maka NSI diharapkan dapat memberikan sumbangan nilai-nilai moril, etik, dan spiritual untuk lebih berperan dalam menyongsong era tinggal landas di abad 21 mendatang. Dengan demikian ada perubahan pengertian dari organisasi kemasyarakatan sebagaimana diatur keberadaannya dalam UU No.8/1985 menuju lembaga keagamaan. NSI sebagai lembaga keagamaan berarti bentuk, sifat, fungsi, tujuan, tugas, dan struktur NSI didasarkan pada ajaran-ajaran agamanya, dengan Pancasila dan UUD`45 sebagai landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Umat NSI secara berkesinambungan melakukan rangkaian kegiatan sosial kemasyarakatan, sosial budaya, dan juga keagamaaan sebagai wujud kontribusi umat kepada bangsa dan negara. Kegiatan sosial berupa kegiatan bakti sosial membersihkan taman makam pahlawan, donor darah, donor mata, dan menyalurkan bantuan bagi korban bencana alam. Dalam bidang sosial budaya, NSI berkontribusi dengan berusaha melestarikan budaya kesenian tradisional, yaitu angklung dan tarian daerah Indonesia.6 Januari 1993
Rapat Pimpinan Nasional III NSI
6 Januari 1993
1996-1999
Masa Bakti 1996-1999
28 Oktober 1999
Keberlangsungan Dharma
28 Oktober 1999
2000
Buah Nyata Kesungguhan Hati
17 Desember 2005
Vihara Saddharma NSI (Myoho-ji, Bogor)
17 Desember 2005
2007
Pembangunan Ulang Vihara Sindur
2008
Vihara Vimalakirti
2008
2009
Penyebarluasan Dharma